Perut buncit
memang membuat tak nyaman. Bukan hanya rasa cepat lelah saat melakukan gerakan
tubuh atau sekadar berjalan, tetapi juga merusak penampilan lantaran bentuk
tubuh jadi tak proporsional. Bagaimana perut bisa buncit?
Ahli
kesehatan dr. Selfie C. Rijal menuturkan, banyak penyebab yang membuat perut
menjadi buncit.
Pertama, soal
keturunan. “Faktor keturunan dari orang tua umumnya sulit dihilangkan,”
ujarnya.
Kedua, terkait penuaan. Dengan
bertambahnya usia, produksi hormon dehydroepiandrosterone (DHEA) mulai menurun.
Studi yang dilakukan Harvard Women's Health Watch menemukan hubungan penurunan
hormon ini dengan peningkatan akumulasi lemak di perut.
Penyebab ketiga, makanan dan minuman tertentu.
Dokter jebolan Universitas Padjajaran itu menunjuk gula dan alkohol sebagai
biang keladi. Terutama yang terkandung dalam bir, itu bisa membuat otot menjadi
kendur.
Dari
pandangan ilmu gizi, lanjutnya, alkohol sangat berbahaya bagi tubuh. Hal ini
dikarenakan alkohol mengandung kalori tinggi, sama seperti jumlah kalori pada
makanan berlemak. Terlepas dari hal itu, saat meminum alkohol, hati akan
bekerja dengan sangat keras untuk menghilangkan alkohol, serta menunda untuk
menyaring gula.
“Gula
tersebut kemudian disimpan tubuh sebagai lemak. Selain itu, alkohol juga dapat
meningkatkan nafsu makan,” ujar dokter yang praktek di RS Sari Asih, Tangerang,
Banten itu.
Dia juga
menyebut makanan cepat saji sebagai penyebab perut buncit, karena jumlah kalori
dan lemaknya yang sangat tinggi. Kemudian susu. Bila yang dikonsumsi adalah
susu berkalori tinggi, akibatnya bisa menggelembungkan bentuk perut. “Karena
itu, sebaiknya konsumsi susu rendah kalori,” ujarnya.
Penyebab keempat, Selfi mengungkapkan, adalah
tembakau yang mampu merusak kerja pencernaan. Dia mengingatkan, biasanya ketika
merokok setelah makan, perut terasa kembung lantaran pencernaan tidak bekerja
dengan baik.
Penyebab kelima, stres. Kondisi psikologis dapat
mengganggu kerja tubuh dan pencernaan. Stres juga dapat membuat Anda merasa
kenyang dan menimbulkan masalah pada kemampuan tubuh menyimpan lemak. Hasilnya
perut terlihat lebih mengembang. “Untuk mengatasinya, belajarlah untuk lebih
rileks dan bernafas secara perlahan serta dalam,” tuturnya.
Selfi
mengingatkan, perempuan yang lebih rentan terhadap stres cenderung memiliki
lemak perut berlebih, meski ia tidak kelebihan berat badan. Hal ini kemungkinan
akibat efek dari hormon stres kortisol yang membuat terjadinya akumulasi lemak
di sekitar organ perut.
Penyebab keenam terkait dengan perubahan hormon,
terutama saat menopause. Hal ini bisa menyebabkan penurunan dalam produksi
hormon seks estrogen yang mengarah pada peningkatan lemak perut.
Tidak
meratanya tumpukan lemak, Selfi menuturkan, bisa membuat orang dengan tubuh
kecil memiliki perut buncit. Sungguh, ini tampak sangat tidak nyaman.
Penyebabnya, kata dia, akibat asupan karbohidrat yang berlebihan. Sebagai
contoh, banyak makan nasi dengan lauk mie, bihun atau siomay yang banyak
terbuat dari bahan dasar tepung. Asupan karbohidrat yang berlebihan lebih dari
yang dibutuhkan oleh tubuh akan disimpan dalam bentuk lemak. Tempat yang paling
banyak digunakan untuk menyimpan adalah di perut, tepatnya di rongga-rongga
antarorgan dalam perut.
“Penumpukan
lemak di perut juga bisa menjadi pertanda kurangnya aktivitas fisik dan
penurunan metabolisme tubuh,” katanya. “Faktor utama dari terbentuknya perut
buncit adalah gaya hidup dan maraknya iklan di media.”
Benarkah
jika langsung tidur setelah makan membuat perut jadi buncit? “Betul. Itu
terjadi lantaran proses pencernaan lambung tidak dapat bekerja dengan baik,
akibatnya perut menjadi buncit,” ungkapnya.
Tak
terkecuali dengan minuman bersoda. Jenis minuman ini membuat perut jadi
kembung, sehingga bentuknya akan membuncit. “Gelembung-gelembung udara pada
minuman berkarbonasi bisa membuncitkan perut,” kata Selfie, mengingatkan.
0 komentar:
Posting Komentar